Korban Jiwa Pertama Akibat Erupsi Dan Tsunami di Tonga Merupakan Seorang Wanita Asal Inggris

Jakarta - Dua hari pasca-erupsi dan tsunami yang menghantam Tonga, korban jiwa pertama akibat musibah ini terkonfirmasi. Dia adalah seorang wanita berkewarganegaraan Inggris bernama Angela Glover (50 ).

Dikutip dari AFP, kabar ini disampaikan oleh saudara laki-laki korban, Nick Eleini, pada Selasa (18/1).
Suami Angela, James Glover, mengabarkan penemuan jenazah Angela kepada keluarga sang istri melalui telepon satelit di Kedutaan Besar Inggris di Tonga.

Komunikasi di Tonga saat ini masih terganggu akibat putusnya kabel komunikasi bawah laut pasca-letusan Gunung Hunga Tonga-- Hunga Ha'apai.

"Hari ini, keluarga kami diinformasikan bahwa jenazah saudari saya, Angela, sudah ditemukan,"ujar Eleini, yang berdomisili di Sydney, Australia.

Ketika tsunami menghantam Tonga pada Sabtu (15/1), Angela terseret arus laut yang kuat. Saat itu, Angela dan James hendak menyelamatkan anjing-anjing di tempat penampungan milik mereka.

James berhasil menyelamatkan diri dengan berpegangan ke sebuah pohon. Sementara, Angela dan anjing-anjing mereka terbawa arus laut akibat tsunami. James pun melaporkan hilangnya Angela.

James dan Angela Glover memiliki sebuah workshop tato dan tempat penampungan anjing liar yang mereka selamatkan di Tonga.

Dampak letusan dahsyat erupsi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai terasa hingga beribu-ribu kilometer dari lokasi. Pada hari kejadian, dua orang di Peru, Amerika Latin, tenggelam akibat gelombang tinggi pasca-erupsi.

Sulitnya Komunikasi di Tonga

Putusnya kabel net bawah laut menyebabkan Tonga terisolasi dari dunia luar. Perbaikannya diperkirakan bisa memakan waktu hingga dua pekan.

Per Senin (17/1), KBRI Wellington mengatakan, masih belum ada kabar terbaru dari lima WNI yang berada di Tonga. Meski begitu, KBRI menegaskan akan terus mengupayakan komunikasi dengan mereka.

Kemudian, dua ahli biologi laut asal Meksiko saat ini terdampar di Tonga dan meminta kepada Pemerintah Meksiko untuk bisa segera dipulangkan. Mereka menggunakan telepon satelit yang disediakan oleh Kedubes Inggris.

"Mereka mengatakan, mereka mengungsi di sebuah hotel dekat bandara dan mereka meminta bantuan kepada kita untuk bisa meninggalkan pulau [Tongatapu],"ujar Amelia Nava, saudari ahli biologi bernama Leslie Nava (34 ).

Karena sulitnya komunikasi, negara tetangga Tonga masih kesusahan untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi di negara Pasifik Selatan itu. PM Selandia Baru Jacinda Ardern bahkan mengungkapkan, kerusakan diperkirakan "signifikan.".

Selandia Baru dan Australia telah mengirimkan pesawat surveilans untuk memantau tingkat kerusakan di Tonga. Laporan awal mengatakan, area pesisir barat Tonga kemungkinan besar mengalami kerusakan parah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akibat Longsor Batu Sebesar 3 Meter Tututpi Jalan di Dusun Jurug Gunungkidul

Polisi Menemukan Barang Bukti Lain Setelah Mengeledah Rumah Coki Pardede

Kabar Duka Untuk Para Komedian Indonesia : Sapri Akan Dimakamkan di Samping Ibunya Hari Ini